Menu |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Cuplikan ke-2 dari The Divine Message of The DNA, Kazuo Murakami,Ph.D., Mizan, tahun 2007.
Saya pernah menghabiskan beberapa hari di sebuah hotel yang sama dengan Russel L. Schweickart, dan kami mendapat banyak kesempatan untuk mengobrol. Sebagai seorang astronot Amerika dan anggota kru Apollo 9, ia pun berbagi pengalamannya di luar angkasa. Saya paling terkesan dengan salah satu komentarnya, yang intinya sebagai berikut : "Bumi jika dilihat dari luar angkasa tidak hanya indah; tetapi bahkan tampak seperti hidup. Jika menatapnya, saya merasakan diri saya terhubung dengan kehidupan itu; saya merasa bahwa keberadaan saya ini sungguh berkat adanya bumi. Pengalaman itu begitu menggerakkan hati sehingga saya tidak dapat menjelaskannya dengan kata-kata."
Walau secara intelektual kita mungkin tahu bahwa bumi itu hidup, hal ini bukanlah sesuatu yang biasanya kita sadari dalam kehidupan sehari-hari. Schweickart tertegun disebabkan kesadaran ini saat melihat bumi dari sudut pandang makrokosmik luar angkasa. Serupa dengannya, saya pun terinspirasi oleh ketakjuban dan kekaguman yang sama ketika saya melihat mikrokosmos, yaitu dunia yang terkandung dalam gen kita.
Semakin banyak yang saya ketahui tentang gen, semakin saya mengakui kehebatannya. Gen kita, yang terkandung di dalam nukleus sel yang begitu kecil sehingga tidak dapat terlihat, memiliki tiga miliar kombinasi dari empat huruf kimia yang berpasang-pasangan secara sempurna, A dengan T, dan C dengan G. Informasi yang begitu besar jumlahnya inilah yang menjaga kita tetap hidup - dan tidak hanya kita, tetapi juga setiap makhluk hidup di bumi mulai dari mikroorganisme hingga tumbuhan, hewan, dan manusia. Diperkirakan terdapat dua juta hingga duaratus juta spesies yang hidup di dunia ini, semua menyandarkan hidup mereka pada kode genetik yang sama. Bagi saya, hal ini sepertinya begitu luar biasa, namun tetap merupakan suatu fakta tak terbantah. Bagi saya, hal ini benar-benar merupakan bukti dari apa yang saya sebut sebagai "Sesuatu yang Agung".
Setelah kembali dari luar angkasa, Schweickart tergerak untuk berkelana berkeliling dunia dan berbagi emosi mendalam yang telah ia alami dengan sebanyak mungkin orang. Saya pun terinspirasi oleh perasaan yang sama. Kita tidak dapat menjelaskan dengan tepat apakah "Sesuatu yang Agung" ini sebenarnya. Sebagian orang menyebutnya sebagai kekuatan alam; yang lain menyebutnya Tuhan atau Buddha. Kita bebas untuk menyebutnya apapun yang kita inginkan. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa hidup kita ada berkat karya kekuatan misterius ini.
Tak peduli betapa inginnya kita hidup, jika gen-gen kita berhenti berfungsi, kita tidak akan dapat bertahan sedetik pun. Masa hidup manusia yang mendekati seratus tahun ini adalah suatu pemberian tak ternilai dari Ibu Pertiwi. Jika seseorang memberi Anda satu juta dolar, mungkin Anda akan sangat senang. Mungkin Anda akan sedikit khawatir akan pajak-pajaknya, tetapi tetap saja Anda akan senang. Namun, dibandingkan dengan hadiah kehidupan, satu juta dolar tidak ada artinya.
Kita mengajari anak-anak kita untuk berterima kasih kepada orangtua mereka yang telah mengandung dan merawat mereka selama masa kanak-kanak. Saya pikir, sebagian besar orang menerima logika ini dan merasa berterima kasih. Tetapi karena orangtua kita juga memiliki orangtua yang sekali lagi memiliki orangtua sebelum mereka, sepertinya masuk akal bagi saya bahwa dengan memperpanjang terima kasih kita kembali melalui generasi-generasi yang lalu, pada akhirnya kita akan mencapai orangtua dari seluruh kehidupan. Rasa terima kasih terhadap orangtua kita seharusnya otomatis membawa kita pada rasa terima kasih terhadap mereka yang telah hidup sebelum kita dan oleh karena itu juga terhadap asal mula kehidupan. Walaupun kita tidak dapat melihatnya, berlangsungnya kehidupan yang terus-menerus menunjukkan bahwa kuasa ini ada. Dengan bekerja dalam penelitian genetik, perlahan membuat saya menyadari betapa pentingnya memperhatikan kenyataan bahwa kita hidup di dunia ini berkat adanya keberadaan ini, yang telah mendahului keberadaan kita semua.
|
|
|
|
|
|
|
Hak cipta @ PII jateng | 2008
|
|
|
|
|
|
|
|