Sekretariat PW PII Jawa Tengah : jalan dorang 83 Semarang 50173 telp. (024) 356 3045 email : pwpiijateng@yahoo.co.id no rek. 910 2969199 Bank Muammalat cabang Semarang a.n. Mulkan QQ bend. PW PII Jateng




   
  PII Jateng
  Faqihisme
 

Mengusung Faqihisme

(Sebuah pra-wacana)
oleh : Orasamabenlain (penggagas ideologi Faqihisme)

AVANT-PROPOS

Jika Soekarno membutuhkan sepuluh orang pemuda untuk menguasai seluruh ideologi dunia maka dengan Faqihisme hanya dibutuhkan satu orang saja. Kita sudah sama-sama tahu bahwa ideologi sosialisme beserta saudara kandungnya komunisme tidak lagi laku dipasaran. Walau memang masih banyak pengecernya.
Sekarang ini, di era post-modern kapitalisme dan liberalisme semakin marak dan laris dipasaran bak kacang goreng di musim penghujan. Namun ada kalanya nanti ‘kacang’ ini pun akan tercampakkan juga. Seperti Buto (raksasa) Cakil dalam pewayangan, dua saudara tiri sosialisme-komunisme dan kapitalisme-liberalisme tewas karena ulahnya sendiri. Ada yang berkata bahwa orang sosialis dan orang kapitalis yang berbeda hanya isi otaknya saja tetapi apa-apa yang dilakukan sama saja.
Berangkat dari paradigma di atas, maka diprediksikan akan muncul sebuah ideologi baru yang dapat menggantikan ideologi yang pernah ada, yang hanya merusak tatanan dan menguntungkan sekian persen orang saja dibanding miliyaran jiwa yang ada di seluruh dunia. Maka melalui tulisan ini penulis mencoba mengenalkan apa itu faqihisme, sejarah dan perkembangannya sebagai upaya memunculkan Renaissance jilid II (kelahiran kembali), serta aufklarung / enlightment (pencerahan) kepada dunia.

SEJARAH FAQIHISME

Mengapa ideologi ini harus bernama Faqihisme ? Pasti pertanyaan tersebut akan terlintas dipikiran pembaca. Jawabannya mudah, karena paham ini terinspirasi dari sosok fenomenal yang bernama Faqih (Mr. Fa-panggilan hormat-red.), itu saja. Paham ini tergagas oleh tiga orang ajudan Mr. Fa yaitu saya sendiri Orasamabenlain, The Empiric, dan Al-Akhi saat melakukan perjalanan ke Timur. Mungkin jika mau dikaitkan kisah ini mirip legenda « Journey to The West » atau perjalanan ke Barat mencari kitab suci yang dilakukan oleh seorang biksu (Tom Sam Chong), dan tiga orang muridnya (Sun Goo Kong, Cut Pat Kaei, & Wu Ching). Perbedaannya hanya pada arah.
Seperti halnya sang biksu Tom Sam Chong, Mr. Fa juga sering berfilsafat. Kosong adalah berisi berisi adalah kosong, kesempurnaan itu adalah suatu ketidaksempurnaan dan ketidaksempurnaan itu adalah suatu kesempurnaan, itulah salah satu contoh genre of think (paradigma berpikir) yang hampir sama dari kedua sosok diatas. Dari pola piker itulah tig judannya tersitghoh (terwarnai) paham ke-faqih-an, kemudian mereka bertiga menyebutnya Faqihisme.
Itulah sedikit sejarah mengenai ideologi faqihisme ini. Namun masih timbul pertanyaan lalu Faqihisme sendiri itu apa? Minimal definisinya lah. Secara etimologi, faqihisme berasal dari kata faqih yang dalam bahasa Arab berarti paham atau pemahaman yang komprehensif tentang segala sesuatu -(kalo ga’ salah sih, kalau salah pun khan ga’ masalah suka-suka gue donk, gue khan orasamabenlain yang penting asal beda-(^o^). Jadi, stretching point (titik tekan) faqihisme adalah bahwa dalam memandang segala sesuatu itu harus ada pemahaman. Namun dalam faqihisme ketika kita merasa paham berarti kita tidak paham, kepahaman itu adalah ketidakpahaman kita dan ketidakpahman itu adalah pemahaman kita. Berikut saya sertakan karya saya yang terinspirasi dari faqihisme.

Sebuah Aturan tentang Kebebasan
- kebebasan koq diatur ya udah ga bebas lagi donk.
+ Emang menurut Loe kebebasan itu apa?
- Kebebasan itu ya semau Gue, Gue bangetz gitu lho!
+ Kebebasab seseorang itu dibatasi oleh kebebasan orang lain,
so orang itu ngga bias sebebas-bebasnya
- Gue mau apa itu khan hak asasi Gue
+ Loe ngga tau sich hak asasi itu khan juga ngga mutlak
sama aja kayak kebebasan, hak asasi seseorang itu dibatasi oleh
hak asasi orang lain.
- kalo gitu ngga ada yang bener-bener bebas donk.
+ ya, pada dasarnya ngga ada yang bener-bener bebas
ketjuali kata kebebasan itu sendiri, akan tetapi kata kebebasan itu sendiri
dibatasi oleh makna dan arti tertentu. Jadi, ngga ada yang bener-bener bebas
ketjuali ketidakbebasan.
- kalo ngga ada yang bener-bener bebas berarti khan yang bebas adalah ketidakbebasan.
+ Simpulannya adalah kebebasan harus diatur supaya ada ketidakbebasan.
Dengan ketidakbebasan akan ada sebuah kebebasan untuk tidak bebas.
Jadi, kebebasan sejati adalah ketidakbebasan yang mutlak, paham khan?
- #$@%^&*()_+@!!!~~!!?>??????>><”:}{^&%*%&*>.

Tulisan ini hanyalah pra-wacana, berikutnya akan disusul dengan tulisan-tulisan yang sesuai dengan faqihisme, sebagai bentuk penyebaran ideologi ini. Selanjutnya akan mengangkat tema-tema sosial dan politik, tentang cinta dan intelektualitas dalam sudut pandang Faqihisme. Terima kasih telah membaca.

To be continued………..
 
  Hak cipta @ PII jateng | 2008  
 
This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free