PACARAN DALAM BINGKAI
DRAMATIC PENTAD
Hubungan asmara antara artis Aldi Fairus dan Shireen Shungkar beberapa hari yang lalu menghiasi wajah infotainment di layar televisi membuat saya ingin berkomentar mengenai hubungan mereka berdua. Keakraban yang ditunjukkan mereka berdua di depan umum secara tidak langsung menyiratkan bahwa mereka sedang berpacaran. Meskipun dalam sebuah situs hiburan mereka membantah hubungan tersebut. Mereka beranggapan bahwa hubungan mereka hanya sebagai kakak dan adik. Namun, publik tak dapat dibohongi dengan pernyataan mereka. Publik tetap menganggap mereka telah berpacaran.
Yang menarik perhatian saya adalah hubungan mereka yang sangat intim seolah-olah tidak ada yang hambatan dalam hubungan mereka. Di depan khalayak ramai mereka tempak mesra bergandeng tangan, pergi berdua dan hal-hal yang dilakukan selayaknya orang yang sedang kasmaran.
Dari sinilah saya tertarik untuk memberikan pendapat saya mengenai hubungan mereka berdua. Dalam hal ini saya mencoba untuk menyoroti hubungan mereka dalam bingkai komunikasi dengan menggunakan teori Dramatic Pentad (DP)
Secara umum, DP adalah anggapan bahwa di dunia ini orang berlaku seperti bermain dalam pentas atau memainkan drama. Teori DP ini digagas oleh Kenneth Burke dan Erveying Goffman. Oleh karena yang mencetuskan dua orang maka ada dua versi mengenai teori DP ini. Kenneth Burke beranggapan dalam berkomunikasi, manusia melakukan aksi yang disengaja dan mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Dalam melakukan aksi yang disengaja atau “akting” manusia mempunyai kekuatan untuk menciptakan, menggunakan dan menyalahgunakan simbol. Itu karena manusia sebagai makhluk biologis dan neurologis. Lalu mengapa manusia bermain drama dalam kehidupan sehari-hari ? Itu dikarenakan manusia sering dihantui perasaan bersalah. Perasaan bersalah itu muncul karena manusia merasa dirinya sebagai makhluk yang sempurna.
Lain lagi apa yang diungkapkan oleh Erveying Goffman. Dia beranggapan bahwa di dalam kehidupan sehari-hari seseorang harus membuat atau mengatur peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Goffman, ada dua motif yang mendasari seseorang untuk melakukan DP. Pertama, seseorang melakukan DP untuk mendapatkan informasi tentang orang-orang yang berada dalam situasi tersebut. Kedua, memberikan informasi tentang dirinya sendiri. Dengan alasan inilah maka ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain sebenarnya orang itu menerapkan manajemen kesan (Impression Management). Sebuah manajemen untuk mengatur perilaku individu agar terlihat sempurna oleh orang lain.
Lalu apa hubungannya dengan pasangan artis Shireen Shunkar dan Aldi Fairus dengan teori DP ini ? Saya berpendapat bahwa aksi yang ditunjukkan oleh kedua artis muda ini yang sedang kasmaran merupakan salah satu perwujudan teori DP yang telah dicetuskan oleh para ahli komunikasi. Aldi dan Shireen sedang berakting untuk menunjukkan bahwa masing-masing adalah pasangan yang sesuai. Sehingga seolah-olah mereka selalu pas,sesuai dan cocok sehingga kemanapun mereka pergi merekapun tampak mesra. Padahal ketika terjadi interaksi diantara kedua individu, kesepahaman yang tercipta diantara mereka hanyalah bagian kecil saja. Atau jika ingin digambarkan dengan kedua lingkaran, maka dua lingkaran itu hanya saling berkaitan. Daerah yang berkaitan itulah yang disebut kesepakatan. Jika ada lingkaran yang saling bersesuaian maka didalam komunikasi mustahil terjadi. Itu hanya terjadi jika ada dua orang yang baru hangat-hangatnya berpacaran. Artinya di dalam kehidupan sehari-hari mereka selalu cocok, sesuai. Padahal kecocokan itu adalah tindakan mereka yang dibuat-buat (Intended Action) untuk menunjukkan kepada pasangan mereka bahwa dirinyalah yang cocok untuk menjadi pasangannya.
Satu hal lagi yang menguatkan saya adalah ketika sudah menapaki proses pernikahan, banyak dari mereka sering gagal dalam membina hubungan mulia tersebut. Padahal semasa masih berpacaran mereka selalu lengket seolah-olah tidak ada hal yang merintangi hubungan mereka.
Dalam kesempatan ini yang berdekatan dengan perayaan Valentine Day (VD) atau hari kasih saying. Di dalam hari itu biasanya banyak pasangan muda yang saling mengikat janji untuk berpacaran, saling janji untuk berkencan. Jika ada yang terlanjur untuk berjanji kencan dengan pasangannya maka hati-hatilah dengan Intended Action. Aksi yang dibuat-buat agar seolah-oleh pasangan tersebut cocok, sesuai, padahal (mungkin) itu adalah aksi untuk menutupi kelakuan playboy. Saran saya tidak usahlah kita merayakan hari valentine day dengan cara apapun karena kita sebagai bangsa Indonesia seharusnya hati-hati dengan budaya asing yang bernama VD. Bisa jadi itu adalah upaya asing untuk melupakan budaya-budaya Indonesia yang adi luhung. Terakhir, waspadalah!
Syahrial Faza (Mahasiswa STIK)
Situsnya media pelajar
www.cybermp.co.cc